Laboratorium Komputer

Salah satu fasilitas yang tersedia di SMP Muhammadiyah Sambak adalah Lab. Komputer

Wisuda Purna Siswa

Salah satu agenda tahunan SMP Muhammadiyah Sambak adalah Wisuda Purna Siswa

Gedung Utama

Inilah gedung utama SMP Muhammadiyah sambak yang berlantai dua

Peringatan Hari Besar Nasional

Peragaan busana tradisional dalam rangka memperingati hari besar nasional di SMP Muhammadiyah Sambak

Out Bound

Out Bound merupakan salah satu Kegiatan menjelang Ujian Nasional

Internet Wifi Area

Peserta didik sedang memanfaatkan faslitas Internet Wifi untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar

12 Juni 2015

SMP Muhammadiyah Sambak Raih Peringkat Pertama Se-Kecamatan Kajoran

SMP Muhammadiyah Sambak mendapat peringkat pertama ujian nasional SMP/MTs Negeri dan Swasta se-kecamatan Kajoran kabupaten magelang. Pengumuman kelulusan tingkat SMP/MTs sudah dilaksanakan serentak pada rabu (10/06/2015). SMP Muhammadiyah sambak menggelar pengumuman mulai pukul 13.00 wib bertempat di Aula SMP Muhammadiyah sambak dengan dihadiri oleh orang tua wali  dan siswa kelas Sembilan (IX).

Tahun ini SMP Muhammadiyah sambak meraih prestasi yang cukup memuaskan. Berdasarkan data, jumlah nilai tertinggi dari akumulasi empat mata pelajaran ujian nasional adalah Lailatus Sa’adah dengan nilai 334,5, sedangkan peringkat kedua Cahyo purnomo dengan nilai 332,0 dan ketiga Wahyu Miftakhul huda dengan nilai 329,0.

Tak hanya itu prestasi juga di raih ditingkat kabupaten magelang. SMP Muhammadiyah Sambak memperoleh peringkat ke-42 dari 211 SMP/MTs Negeri dan Swasta se Kabupaten Magelang, Peringkat ke-14 SMP/MTs Swasta se Kabupaten Magelang, Peringkat ke-3 SMP/MTs Muhammadiyah se Kabupaten Magelang dan Peringkat pertama SMP/MTs Negeri dan swasta se Kecamatan Kajoran.


“Meski lokasi sekolah di pelosok desa namun Alhamdulillah tahun ini SMP Muhammadiyah sambak memperoleh nilai yang cukup memuaskan. Hal ini tentunya berkat kerja keras siswa dan doa dari wali siswa semua. Bapak dan Ibu Guru hanya memberi dorongan, motivasi dan membantu siswa belajar agar efektif. Mudah-mudahan prestasi yang didapat bisa dipertahankan dan semoga ilmu yang didapat bermanfaat.” Ujar Suprapto Kepala SMP Muhammadiyah Sambak dalam sambutannya.

23 Maret 2015

Peringati HUT Kota Mungkid, Kompak Kenakan Pakaian Adat

Seluruh siswa, guru dan karyawan SMP Muhammadiyah sambak kenakan pakaian adat pada senin (23/03/2015). Hal ini sesuai instruksi Bupati magelang kepada seluruh instansi dan lembaga  yang ada  kabupaten magelang untuk mengenakan pakaian adat dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Mungkid ke-31.

Diawali dengan upacara bendera kemudian dilanjutkan dengan serangkaian kegiatan lomba-lomba antar kelas. Diantaranya adalah lomba busana serasi, lomba paduan suara, lomba geguritan, lomba pidato bahasa jawa dan lomba kebersihan kelas.


Yang menarik adalah ketika seluruh rangkaian upacara bendera menggunakan bahasa jawa. Hal ini tidak seperti biasanya sehingga terasa unik.


06 Maret 2015

Tips Memilih Sekolah Lanjutan Setelah SMP

Masih bingung mau melanjutkan kemana setelah lulus SMP? Berikut ini ada beberapa tips bagaimana cara memilih SMP yang tepat sesuai dengan pilihanmu.

1. Kenali Minat dan Bakatmu
Inilah hal dasar yang harus kalian pahami terlebih dahulu. Kalian harus mengenali apa yang menjadi ketertarikan kalian. Misalnya kalian mempunyai minat untuk belajar tentang mesin-mesin motor, meneliti tumbuhan, atau suka menghitung-hitung, atau yang lain. Kenali juga kepandaian kalian. Misalnya kalian pandai dalam melukis, pandai dalam berkomunikas, pandai dalam membuat karya ilmiah, atau yang lain.

2. Cari Informasi Tentang Sekolah yang Akan Kalian Tuju
Carilah informasi sedetail-detailnya tentang sekolah yang akan kalian tuju. Tentang fasilitas, prestasi, keunggulan, karakter, alumni, atau yang lain tentang sekolah tersebut. Carilah juga informasi tentang jurusan yang akan kalian masuki. Pastikan ada jurusan yang cocok dengan minat dan bakat kalian. Misalnya kalian suka dengan motor, ya masuklah ke jurusan Teknik Otomotif atau yang sejenis dengan itu.

3. Pertimbangkan Jarak antara Rumah dengan Sekolah
Kalau kalian sudah menemukan sekolah yang sekiranya cocok, pertimbangkan jarak antara sekolah dan rumah. Hal ini penting karena menyangkut biaya, terutama biaya transportasi dan yang tidak kalah penting adalah waktu. Kalau kalian memilih sekolah yang jaraknya sekitar 45 kilometer dari rumah, kalian harus siap berangkat lebih pagi dan pulang lebih sore. Bisa juga dengan kos, kalau memang perlu.

4. Jangan Ikut-Ikutan Teman
Ingat, ini menentukan masa depanmu sendiri. Kecuali jika temanmu itu punya satu pikiran, satu tujuan, satu misi, dan satu visi denganmu. Dapatkan apa yang ingin kamu dapatkan. Banyak teman SMP dalam satu sekolah lanjutan belum tentu menjamin kesuksesan jika kamu hanya ikut-ikutan.

5. Mintalah Saran dari Orang Tua, Teman, atau Guru
Meminta saran memang sangat penting. Siapa tahu orang-orang yang kamu mintai saran mempunyai pandangan yang menguntungkan kamu. Misalnya kamu belum menemukan sekolah yang cocok dengan kamu, tetapi setelah kamu meminta saran kepada seseorang, orang itu punya pandangan sekolah yang cocok dengan kamu, siapa tahu kamu bisa masuk ke sekolah itu.

Sekian tips tentang memilih sekolah lanjutan setelah SMP. Jika ada tips lainnya, silahkan disampaikan. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Sumber: www.kaskus.com

24 Februari 2015

SPEMUSA Dalam Foto Tempoe Doeloe

Kondisi SMP Muhammadiyah Sambak sekitar tahun 1979. Dengan segala keterbatasan baik tempat, sarana, prasarana, dan tenaga pengajar kala itu tak menyurutkan semangat pendidik dan peserta didik. Bagi Alumni yang dulu pernah mengenyam pendidikan di SMP Muhammadiyah Sambak, terlebih angkatan-angkatan awal tentu akrab dengan suasana seperti ini.













Sekilas Tentang SMP Muhammadiyah Sambak

Siswa-siswi SMP Muhammadiyah Sambak memanfaatkan Internet Wifi
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah Sambak terletak di Desa Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang. Tepatnya berada di sebelah barat lereng gunung Sumbing. SMP Muhammadiyah Sambak berdiri tahun 1970 dan merupakan SMP Tertua di kecamatan kajoran.

Sejak awal berdirinya, SMP Muhammadiyah Sambak menempati lokasi yang strategis. Yakni berada di pinggir jalan utama yang menghubungkan antar desa. Sampai saat ini, SMP Muhammadiyah Sambak telah meluluskan ribuan alumni. Banyak diantara mereka yang menjadi TNI, POLRI, Guru, pengusaha dan lain sebagainya. Bahkan ada pula alumni yang kembali mengabdi di almamaternya setelah menyelsaikan studinya.

Berbeda dengan ketika awal berdiri, sekarang SMP Muhammadiyah Sambak tak kalah dengan SMP sederajat di sekitarnya. Kendati letaknya jauh dari keramaian kota, fasilitas di SMP Muhammadiyah Sambak sudah terbilang lengkap.

Fasilitas yang ada antara lain, ruang kelas nyaman, mushola, sarana olah raga, kamar mandi, laboratorium IPA, Laboratorium komputer, Studio Siaran Radio, Perpustakaan dan lain-lain. Disamping itu juga ditunjang dengan kegiatan ekstra kurikuler unggulan antara lain, Pramuka, Drum Band, Olah raga Prestasi, Siaran Radio dan Jurnalistik, dan seni Musik.

Tak hanya itu, koneksi internet wifi di SMP Muhammadiyah Sambak cukup bagus. Bahkan dimanfaatkan juga sebagai mini BTS untuk RT/RW Net di Desa Sambak.

Dibidang akademik, SMP Muhammadiyah sambak juga tak kalah dengan sekolah lain. Banyak siswa yang berprestasi. Bahkan pada tahun 2013 lalu ada siswa yang meraih nilai sempurna 100 untuk matematika pada Ujian.

23 Februari 2015

Syarat Pengajuan NUPTK Baru oleh Pendidik Non PNS

Pendidik yang berhak mengajukan NUPTK, akan mendapatkan himbauan untuk mengajukan NUPTK di halaman dasbor masing-masing.
Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang belum memiliki NUPTK dapat memperoleh NUPTK dengan persyaratan sebagai berikut :

Bagi Pendidik dengan Satuan Administrasi Pangkal (Satminkal) di sekolah NEGERI memenuhi syarat sebagai berikut:
Usia minimal >= 18 tahun terhitung dari tanggal lahir dengan TMT sebagai pendidik pertama kali.
SK Guru awal terekam sebelum 1 Agustus 2014 (Khusus Guru di Sekolah Negeri)
Cetak Portofolio terbaru
Copy legalisir ijazah pendidikan terakhir minimal D4/S1
SK Pengangkatan dari Bupati/Walikota sebagai Guru, atau SK Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dari Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) sebagai PTK yang masih berlaku (Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan pelaksana turunannya).
Bagi Pendidik dengan Satuan Administrasi Pangkal (Satminkal) di sekolah SWASTA memenuhi syarat, sebagai berikut:

Usia minimal >= 18 tahun terhitung dari tanggal lahir dengan TMT sebagai pendidik pertama kali.
SK Guru awal terekam sebelum 1 Agustus 2010 (Khusus Guru di Sekolah Swasta)
Cetak Portofolio
Copy Akte Pendirian Yayasan
Copy legalisir ijazah pendidikan terakhir minimal D4/S1
SK Pengangkatan Guru Tetap Yayasan (GTY) sebagai Guru atau Kepala Sekolah minimal selama 4 (empat) tahun berturut-turut terhitung mulai tanggal terbit SK awal sebelum tanggal 1 Agustus 2010 (pada sekolah yang sama atau berbeda) yang ditandatangani oleh Ketua Yayasan dan tidak berlaku surut (contoh SK tertanggal tahun 2014 menjelaskan masa kerja tahun 2010).

Sumber: 
http://bantuan.siap-online.com/2014/09/pengajuan-nuptk-baru-oleh-ptk-non-pns.html

PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM KH. AHMAD DAHLAN

BIOGRAFI KH. AHMAD DAHLAN

KH. Ahmad Dahlan dilahirkan di Kauman, Yogyakarta[1] pada tanggal 1 Agustus 1868 dan meninggal dunia di Yogyakarta pada tanggal 23 Februari 1923.[2] Ia berasal dari keluarga berpengaruh dan terkenal dilingkungan kesultanan Yogyakarta. Ayahnya bernama Abu Bakar bin Sulaiman, seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta pada masa itu. Ibunya adalah putri H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kesultanan Yogyakarta pada masa itu.

K.H. Ahmad Dahlan sewaktu kecilnya bernama Muhammad Darwisy. Ia merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara yang keseluruhan saudaranya adalah perempuan, kecuali adik bungsunya. Dalam silsilahnya, ia termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, seorang wali besar dan seorang yang terkemuka diantara Wali Songo, yang merupakan pelopor pertama dari penyebaran dan pengembangan Islam ditanah Jawa, demikian dijelaskan oleh Hasan Basri dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam.

Hasan Basri melanjutkan bahwa pada umur 15 tahun, Ahmad Dahlan pergi haji dan tinggal di Mekkah selama lima tahun. Pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-afghani, Rasyid Ridha, dan Ibnu Taimiyah. Ketika kembali kekampungnya tahun 1888, ia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan.

Pada tahun 1903, Ahmad Dahlan kembali ke Mekkah dan menetap selama dua tahun. Pada masa ini, sempat berguru kepada syeh Ahmad Khatib yang  juga guru dari pendiri NU, KH. Hasyim Asyari.
Sepulang dari Mekkah, ia menikah dengan Siti Walidah, sepupunya sendidi, anak Kyai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawan Nasional dan pendiri Aisyiah. Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, LH. Ahmad Dahlan mendapat enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah.[3]

Pada usia yang masih muda, Ahmad Dahlan membuat heboh dengan membuat tanda shaf dalam masjid agung denan memakai kapur. Sebagaimana dijelaskan oleh Delias Noer dalam bukunya Gerakan Modern Islam di Indonesia Tanda shaf itu bertujuan untuk memberi arah kiblat yang benar dalam masjid. Menurut dia letak masjid yang tepat menghadap barat keliru, sebab letak kota Mekkah berada disebelah barat agak ke utara dari Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian yang sederhana Ahmad Dahlan berkesimpulan bahwa kiblat di masjid agung itu kurang benar, dan oleh karena itu harus dibetulkan. Penghulu kepala yang bertugas menjaga masjid Agung dengan cepat menyuruh orang membersihkan lantai masjid dan tanda shaf yang ditulis dengan benar.[4]

KH. Ahmad Dahlan memperdalam ilmu agamanya kepada para ulma’ timur tengah. Beliau memperdalam ilmu fiqih kepada kiai Mahfudz Termas, ilmu hadits kepada Mufti Syafi’i, ilmu falaq kepada kiai Asy’ari Bacean. Beliau juga sempat mengadakan dialog dengan para ulama nusantara seperti kiai Nawawi Banten dan kiai Khatib dari Minangkabau yang dialog ini pada akhirnya banyak mengalami dan mendorongnya untuk melakukan reformasi di Indonesia adalah dialognya dengan syeikh Muhammad Rasyid Ridha, seorang tokoh modernis dari Mesir.

Dengan kedalaman ilmu agama dan ketekunannya dalam mengikuti gagasan-gagasan pembaharuan islam, KH. Ahmad Dahlan kemudian aktif menyebarkan gagasan pembaharuan islam ke pelosok-pelosok tanah air sambil berdagang batik. KH. Ahmad Dahlan melakukan tabliah dan diskusi keagamaan sehingga atas desakan para muridnya pada tanggal 18 November 1912 KH. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah. Disamping aktif di Muhammadiyah beliau juga aktif di partai politik. Seperti Budi Utomo da Sarikat Islam. Hampir seluruh hidupnya digunakan utnuk beramal demi kemajuan umat islam dan bangsa. KH. Ahmad Dalhlan meninggal pada tanggal 7 Rajab 1340 H atau 23 Pebruari 1923 M dan dimakamkan di Karang Kadjen, Kemantren, Mergangsan, Yogyakarta.

B.     PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KH. AHMAD DAHLAN
Menurut KH. Ahmad Dahlan, upaya strategis untuk menyelamatkan umat islam dari pola berpikir yang statis menuju pada pemikiran yang dinamis adalah melalui pendidikan. Pendidikan hendaknya ditempatkan pada skala prioritas utama dalam proses pembangunan umat, hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Syamsul Nizar, dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam. Mereka hendaknya dididik agar cerdas, kritis dan memiliki daya analisis yang tajam dalam memeta dinamika kehidupannya pada masa depan. Adapun kunci untuk meningkatkan kemajuan umat Islam adalah dengan kembali pada Al-Qur’an dan Hadis, mengarahkan umat pada pemahaman ajaran Islam secara komfrehensif, dan menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

Adapun upaya untuk mengaktualisasikan gagasan tersebut maka konsep pendidikan Islam menurut KH. Ahmad Dahlan ini meliputi[5]:

1.    Tujuan Pendidikan
Menurut Ahmad Dahlan Pendidikan Islam hendaknya diarahkan pada usaha membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur, yaitu alim dalam agama, luas pandangan, yaitu alim dalam ilmu-ilmu umum dan bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakat, hal ini berarti bahwa pendidikan Islam merupakan upaya pembinaan pribadi muslim sejati yang bertaqwa baik sebagai hamba Allah maupun khalifah dimuka bumi. Untuk mencapai tujuan ini proses pendidikan Islam hendaknya mengakomodasi berbagai ilmu pengetahuan baik umum maupun agama, untuk mempertajam daya intelektualitas dan memperkokoh spiritualitas peserta didik.

Menurut Ahmad Dahlan upaya ini akan terealisasikan manakala proses pendidikan bersifat integral yang mampu menghasilkan manusia yang lebih berkualitas. Untuk menciptakan peserta didik yang demikian, maka sumber ilmu pengetahuan Islam hendaknya dijadikan landasan metodologis dalam kurikulum dan bentuk pendidikan yang dilaksanakan.

Tujuan pendidikan tersebut merupakan pembaharuan dari tujuan pendidikan yang saling bertentangan pada saat itu yaitu pendidikan pesantren dan pendidikan sekolah model Belanda. Di satu sisi pendidikan pesantren hanya bertujuan utnuk menciptakan individu yang salih dan mengalami ilmu agama. Sebaliknya, pendidikan sekolah model Belanda merupakan pendidikan sekuler yang didalamnya tidak diajarkan agma sama sekali. Akibat dialisme pendidikan tersebut lahirlah dua kutub intelegensia : lulusan pesantren yang menguasai agama tetapi tidak menguasai ilmu umum dan sekolah Belanda yang menguasai ilmu umum tetapi tidak menguasai ilmu agama.

Melihat ketimpangan tersebut KH. Ahamd Dahlan berpendapat bahwa tujuan pendidikan yang sempurna adalah melahirkan individu yang utuh menguasai ilmu agama dan ilmu umum, material dan spritual serta dunia dan akhirat. Bagi KH. Ahmad Dahlan kedua hal tersebut (agama-umum, material-spritual dan dunia-akhirat) merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Inilah yang menjadi alasan mengapa KH. Ahmad Dahlan mengajarkan pelajaran agama dan ilmu umum sekaligus di Madrasah Muhammadiyah.

2.      Materi Pendidikan
Menurut Toto Suharto, Ahmad Dahlan memadukan antara pendidikan Agama dan pendidikan umum sedemikian rupa, dengan tetap berpegang kepada ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah. Selain kitab-kitab klasik berbahasa Arab, kitab-kitab kontemporer berbahasa Arab juga dipelajari dilembaga Muhammadyah yang dipadukan dengan pendidikan umum.[6]

Berangkat dari tujuan pendidikan tersebut KH. Ahmad Dahlan berpendapat bahwa kurikulum atau materi pendidikan hendaknya meliputi:
a.       Pendidikan moral, akhalq yaitu sebagai usaha menanamkan karakter manusia yang baik berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
b.      Pendidikan individu, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesadaran individu yang utuh yang berkesinambungan antara perkembangan mental dan gagasan, antara keyakinan dan intelek serta antara dunia dengan akhirat.
c.       Pendidikan kemasyarakatan yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesediaan dan keinginan hidup bermasyarakat.
3.      Metode Pembelajaran
Ada dua sistem pendidikan yang berkembang di Indonesia, yaitu pendidikan pesantren dan pendidikan Barat. Pandangan Ahmad Dahlan, ada problem mendasar berkaitan dengan lembaga pendidikan di kalangan umat Islam, khususnya lembaga pendidikan pesantren. Menurut Syamsul Nizar, dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam, menerangkan bahwa problem tersebut berkaitan dengan proses belajar-mengajar, kurikulum, dan materi pendidikan.

Pertama, dalam proses belajar-mengajar, sistem yang dipakai masih menggunakan sorogan (khalaqah), ustadz/kiyai dianggap sebagai sumber kebenaran yang tidak boleh dikritisi. Kondisi ini membuat pengajaran nampak tidak demokratis. Fasilitas-fasilitas modern yang sebenarnya baik untuk digunakan dilarang untuk dipakai karena menyamai orang kafir.

Kedua, materi dan kurikulum yang disajikan masih berkisar pada studi Islam klasik, misalnya, fikih, tasawuf, tauhid, dan sejenisnya. Ilmu-ilmu itu wajib syar'i untuk dipelajari. Sementara ilmu modern tidak diajarkan karena ilmu itu termasuk ilmu Barat yang haram hukumnya bagi orang Islam untuk mempelajarinya. Ilmu-ilmu selain studi Islam klasik tersebut dianggap bukan ilmu Islam. Padahal kalau diteliti, ilmu-ilmu yang berkembang di Barat itu merupakan pengembangan lebih lanjut dari ilmu yang sudah dikembangkan oleh umat Islam pada zaman keemasan Islam.

Ketiga, pendidikan modern hanya mengajarkan ilmu-ilmu yang diajarkan di dunia Barat. Metode pengajaran sudah menggunakan metode modern. Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah kolonial Belanda ini tidak diajarkan ilmu-ilmu keislaman. Kebanyakan siswa yang bisa masuk dalam pendidikan ala Barat ini adalah orang-orang priyayi atau pegawai pemerintah Belanda.

Dari realitas pendidikan tersebut, K.H. Ahmad Dahlan menawarkan sebuah metode sintesis antara metode pendidikan modern Barat dengan metode pendidikan pesantren. Dari sini tampak bahwa lembaga pendidikan yang didirikan K.H. Ahmad Dahlan berbeda dengan lembaga pendidikan yang dikelola oleh masyarakat pribumi saat ini. Sebagai contoh, K.H. Ahmad Dahlan mula-mula mendirikan SR di Kauman dan daerah lainnya di sekitar Yogyakarta, lalu sekolah menengah yang diberi nama al-Qism al-Arqam yang kelak menjadi bibit madrasah Mu’allimin dan Mu’allimat Muhammadiyah Yogyakarta.

Metode pembelajaran yang dikembangkan K.H. Ahmad Dahlan bercorak kontekstual melalui proses dialogis dan penyadaran. Contoh klasik adalah ketika beliau menjelaskan surat al-Ma’un kepada santri-santrinya secara berulang-ulang sampai santri itu menyadari bahwa surat itu menganjurkan supaya kita memperhatikan dan menolong fakir-miskin, dan harus mengamalkan isinya.

Hal ini karena pelajaran agama tidak cukup hanya dihafalkan atau dipahami secara kognitif, tetapi harus diamalkan sesuai situasi dan kondisi. Adapun perbedaan model belajar yang digunakan antara pendidikan di pesantren dengan pendidikan yang diajarka oleh Ahmad Dahlan adalah sebagai berikut:
a.       Cara belajar-mengajar di pesantren menggunakan sistem Weton dan Sorogal, madrasah yang dibangun Ahmad Dahlan menggunakan sistem masihal seperti sekolah Belanda.
b.       Bahan pelajaran di pesantren mengambil kitab-kitab agama. Sedangkan di madrasah yang dibangun Ahmad Dahlan bahan pelajarannya diambil dari buku-buku umum.
c.       Hubungan antara guru-murid, di pesantren hubungan guru-murid biasanya terkesan otoriter karena para kiai memiliki otoritas ilmu yang dianggap sakral. Sedangkan madrasah yang dibangun Ahmad Dahlan mulai mengembangkan hubungan guru-murid yang akrab.[7]
4.      Pendidikan Integralistik

K.H Ahmad Dahlan adalah tipe man of action sehingga sudah pada tempatnya apabila mewariskan cukup banyak amal usaha bukan tulisan. Oleh sebab itu untuk menelusuri bagaimana orientasi filosofis pendidikan beliau musti lebih banyak merujuk pada bagaimana beliau membangun sistem pendidikan, hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Amir Hamzah Wirjosukarto dalam bukunya yang berjudul Pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran Islam .

Amir Hamzah Wirjosukarto, melanjutkan memaparkan mengenai pribadi K.H. Ahmad Dahlan yang merupakan pencari kebenaran hakiki yang menangkap apa yang tersirat dalam tafsir Al-Manar sehingga meskipun tidak punya latar belakang pendidikan Barat tapi ia membuka lebar-lebar gerbang rasionalitas melalui ajaran Islam sendiri, menyerukan ijtihad dan menolak taqlid.

Dia dapat dikatakan sebagai suatu “model” dari bangkitnya sebuah generasi yang merupakan “titik pusat” dari suatu pergerakan yang bangkit untuk menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi golongan Islam yang berupa ketertinggalan dalam sistem pendidikan dan kejumudan paham agama Islam. Berbeda dengan tokoh-tokoh nasional pada zamannya yang lebih menaruh perhatian pada persoalan politik dan ekonomi, K.H. Ahmad Dahlan mengabdikan diri sepenuhnya dalam bidang pendidikan.[8]

Pendidikan di Indonesia pada saat itu terpecah menjadi dua, pendidikan sekolah-sekolah Belanda yang sekuler, yang tak mengenal ajaran-ajaran yang berhubungan dengan agama; dan pendidikan di pesantren yang hanya mengajar ajaran-ajaran yang berhubungan dengan agama saja. Kondisi internal pendidikan pesantren di satu pihak, model penyelenggaraan, krakter dan produk alumni model ala Barat di pihak lain, seperti dijelaskan di atas mendorong Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah.

Melalui Muhammadiyah Ahmad Dahlan ingin mendirikan lembaga pendidikan yang memadukan dua karakter dari dua model lembaga pendidikan yang berkembang saat itu, mengajarkan semangat Islam dan semangat modern. Dengan demikian, umat Islam tidak hanya fasih berbicara tentang Islam, seperti alumni pesantren, tetapi juga berwawasan luas tentang perkembangan modern.

C.      KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapatlah disimpulkan, bahwa K. H. Ahmad Dahlan berasal dari keluarga yang agamis dan terpandang, ayahnya adalah seorang imam/khotib di masjid Agung Keraton Yogyakarta. Sedangkan ide-ide yang dikemukakan beliau adalah membawa pembaharuan dalam bidang pembentukan lembaga pendidikan Islam yang menggabungkan sistem pendidikan pesantren (sorogan/halaqah) dengan sistem pendidikan Belanda (sistem klasikal).

Diharapkan dengan cara ini seorang tamatan madrasah atau sekolah umum akan muncul pribadi-pribadi muslim yang utuh.

Ahmad Dahlan tidak mewariskan tulisan yang bisa kita baca, tetapi mewariskan lembaga pendidikan Muhammadiyah. Memang dorongan besarnya bukanlah menjadi man of thought tapi man of action. Dia mengajar orang untuk berbuat, bukan untuk berpikir.

[1] Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, ( Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2006), hlm: 293
[2] Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm: 234
[3] Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm: 235
[4] Delias Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 1985), hlm 85
[5] Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,2002), hlm: 107
[6] Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, ( Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2006), hlm: 306
[7] Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,2002), hlm: 107

[8] Amir Hamzah Wirjosukarto, Pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran Islam ( Jember : Mutiara Offset, 1985)

Sumber: http://putreetanfhanhama.blogspot.com/2012/06/pemikiran-pendidikan-islam-kh-ahmad.html

21 Februari 2015

Cara Belajar Efektif dan Mudah Paham

1. Belajar tanpa Mood
Belajarlah karena kesungguhan kita untuk berubah, jangan belajar hanya dengan berlandaskan mood saja.

iya kalau pas nice mood, la kalau pas bad mood kita jadikan alasan untuk kita tidak belajar, saya berani jamin ilmu yang anda pelajari akan sama halnya dengan air yang menetes di lapangan panas, sangat mudah menguap. Jadi jangan pernah belajar berdasarkan mood ya kalau ingin hasil yang memuaskan.

2. Belajarlah di manapun anda suka
Carilah tempat yang nyaman dan dapat menenangkan pikiran kita sewaktu belajar, dengan keadaan yang nyaman kita akan lebih mudah dalam memahami materi.

3. Jangan belajar terlalu banyak ketika akan ujian
Inilah sebuah doktrin yang saya rasa sangat keliru, "kamu harus belajar sungguh-sungguh, besok ada ujian"..kira-kira teman-teman sudah mendengar ocehan yang seperti itu? Ini adalah kesalahan, sebenarnya ketika akan ujian itu kita gunakan untuk merehat otak sekejap, justru pas hari-hari biasalah kita harus sungguh-sungguh. Sistem KS (kebut semalam) sangat merusak cara berpikir kita, karena hanya akan menimbulkan tekanan bukan pengetahuan.

4. Belajar sambil diskusi
Belajar secara kelompok memang dimaksudkan agar seseorang yang kurang mampu memahami materi bisa berdiskusi dengan orang yang sudah paham. Sehingga pertukaran ide terus berjalan, yang pintar tidak semakin pintar, begitu pula yang bodoh tidak semakin terperosok. Semua bisa menjadi seimbang.

5. Belajar dengan diiringi musik
Musik memang bisa meningkatkan konsentrasi kita dalam belajar, namun hal ini tidak selalu terjadi pada setiap orang. Ada beberapa orang yang malah suka keadaan yang hening. Jadi, jika musik bisa membantumu berkonsentrasi, just listen it :)

6. Jangan hanya menghafal
metode menghafal mungkin bisa menyukseskan kita dalam mencari "nilai-yang-baik", namun apakah pengetahuan kita bertambah? tidak. Pahamilah materi dengan mempelajari konsep-konsepnya, bagaimana hal itu bisa terjadi, mengapa, apa selanjutnya, begitulah cara berpikir yang harus dikembangkan meskipun memakan waktu yang cukup lama. Sehingga kita akan tahu betapa indahnya Ilmu Pengetahuan itu. Dalam film 3 idiots, ada sebuah quotes yang sangat mengena: "Dengan menghafal, kamu bisa menghemat waktumu selama 4 tahun di universitas, namun kau telah menghancurkan 40 tahun hidupmu kedepan"

7. Jangan malu-malu untuk bertanya
Bila kita ada yang belum paham mengenai materi yang diajarkan, cukup dengan acungkan jari dan bertanyalah kepada bapak/ibu guru, jangan malu bertanya bila kita tidak bisa, jangan jadikan gengsi "takut dibilang lambat oleh teman2" sebagai alasan, karena hal yang seperti itu tidak masuk akal!

8. Coba dan Gagal (Trial and Error)
Dalam hidup ini, gagal adalah teman kita juga, jadi jangan pernah menghindar darinya. Kita terjatuh, untuk apa? agar kita tahu bagaimana cara untuk bangun. Kita tidak akan pernah tahu yang benar itu bagaimana jika kita tidak kenal dengan KESALAHAN dulu. Materi yang sesulit apapun, pasti akan bisa kita kuasai asal tidak ada kata menyerah memahaminya. Coba terus, gagal sudah biasa.

9. Cintailah mata pelajaran yang anda suka
Anda tidak bisa dalam fisika (misal), namun anda sangat mencintai pelajaran yang satu ini. Maka dengan kecintaan itu, suatu saat akan menjadikan anda seorang fisikawan hebat, karena sesuatu yang dilakukan sepenuh hati akan menghasilkan hasil yang memuaskan. Sekarang tidak bisa, namun karena kecintaan tersebut anda mempelajarinya setiap waktu, tunggulah hingga mimpi indah tiba. You'll be the best, but wait until the time's coming on ^_^

10. Ingatlah tujuan utama kita sekolah
Tujuan utama kita sekolah ialah untuk mencari ilmu pengetahuan, bukan hanya menerima "Cara Untuk Memperoleh Nilai yang Baik" saja. Nilai tidak akan bisa mencerminkan kualitas seseorang, lihatlah kenyataannya. Tidak masalah kita ada di peringkat berapapun, yang terpenting ialah belajar bukan untuk mencapai kesuksesan..tetapi untuk membesarkan jiwa. ini merupakan Cara Belajar paling Efektif yang terus saya gunakan, karena saya yakin ilmu bukan sebatas CORETAN NILAI, tapi banyaknya kita berbagi kepada sesama.

11. Kunci semua metode belajar

Kuncinya terletak pada kesungguhan kita dalam berdo'a, karena saya masih ingat betul ada yang bilang kecerdasan seseorang 73% dari kesungguhan do'anya, sedangkan 27% dari belajar. Intinya do'a sangatlah penting, sebagai bentuk pasrah kita Kepada Allah. Namun belajar juga sangatlah penting, ingat! Tidak bisa mencapai 100% tanpa ada yang 27% tersebut.